Analisa Gangguan Pada ID Operasi Kereta MRT Jakarta

Authors

  • Uned Supriadi PT. Kereta Api Indonesia PERSERO
  • Mega Suryandari Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD
  • Rina Wahyu Isjayanti Politeknik Transportasi Darat Indonesia – STTD

DOI:

https://doi.org/10.55511/jpsttd.v12i2.591

Keywords:

Fasilitas, ersinyalan, CBTC

Abstract

Sistem persinyalan CBTC atau dikenal juga sebagai moving block  sifatnya fleksibel pergerakan kereta. Ditambah dukungan perangkat penanda posisi kereta yang akurat, headway pun dapat diatur sedemikian rupa agar dekat, namun tetapi dalam batasan jarak aman. Untuk mendukung keselamatan tersebut maka dalam perkeretaapian ada istilah fasilitas operasi, dimana fasilitas operasi tersebut adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat beroperasi, dimana untuk jenis dari fasilitas operasi tersebut diantaranya adalah sistem interlocking yang memiliki fungsi untuk membantu kelancaran perjalanan kereta api dalam stasiun maupun di luar stasiun. Bentuk fasilitas operasi yang ada di dalam stasiun adalah sistem persinyalan dimana untuk jenis sistem persinyalan yang digunakan di wilayah studi khususnya pada stasiun Lebak Bulus – Bundaran HI menggunakan sistem persinyalan Communication Bassed Train Control (CBTC). Kesimpulan dari gangguan pada ID operasi disebabkan oleh beberapa unsur yaitu bejalan berlawanan dengan travel direction, dihilangkan oleh tim dispatcher, ID operasi akan hilang setelah melakukan perjalanan, ketika kereta melakukan EB (emergency brake). Pada saat ID Operasi hilang, masinis melaporkan kejadian kepada OCC (Operation Control Center) untuk tindak lanjutnya seperti apa, meminta rute di normalkan kembali atau pemberian ID Operasi kembali pada kereta tersebut, dan masinis mengganti mode operasi dari ATO (Automatic Train Operation ) untuk berjalan ke stasiun selanjutnya.

Downloads

Published

2024-01-08

How to Cite

Supriadi, U. ., Suryandari, M., & Wahyu Isjayanti, R. . (2024). Analisa Gangguan Pada ID Operasi Kereta MRT Jakarta. Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat, 12(2), 46 - 55. https://doi.org/10.55511/jpsttd.v12i2.591